Jumat, 10 April 2009

Remaja Harus Punya Taste !


“Orang waspada selalu hati-hati dengan kemewahan dunia” (Al-Ghazali)

Kalo bunglon bisa gonta-ganti warna kulit, itu sih udah dari sononya. Kalo seleb doyan gonta-ganti penampilan, itu kebiasaan mereka biar tetep eksis. Kalo kita juga hobi gonta-ganti baju, itu memang harus. Masa satu baju untuk seminggu. Yang bener aja. Bau kaleee! Tapi kalo kita suka ikut-ikutan gonta-ganti prinsip hidup, itu baru masalah. Kepribadian kita jadi pecah belah. Orang psikolog bilang, split personality alias krisis identitas.


Padahal, dari relung hati yang paling dalem pastinya kita pengen jadi diri sendiri. Seperti kata Pepatah, be your self. Sayangnya, gaya hidup trendy justru sering menuntut remaja untuk meniru orang lain. Terutama sosok idola yang dikaguminya. Nggak papa sih kalo remaja bisa memilah dan memilih mana yang pantas ditiru, mana yang nggak. Tapi nyatanya, banyak remaja yang fanatik buta ama idolanya. Right or wrong is my idol, gitu katanya. Semuanya ditiru. Mulai dari penampilan sampe gaya hidup. Perkara pantes atau kagak, itu urusan belakangan. Yang penting nggak ketinggalan jaman. Ancur dah!
Hidup Bukan Trial and Error

Menginjak usia remaja, rasa penasaran terhadap segala sesuatu yang unik dan menarik kuat banget tertanam di benak kita. Apalagi yang roman-romannya nawarin kesenangan. Biasanya kita sumringah banget untuk segera cari tahu. Dan kalo cocok, tergerak deh untuk nyicipin. Mereka bilang, belon afdhol jadi remaja kalo nggak ngerasain romantisme pacaran, nongkrong sambil cekakak-cekikik-cekukuk di restoran fast food, atau jingkrak-jingkrak nggak karuan saat nikmatin konser musik idola. Pokoknya, seru-seruan gitu deh.

Tak jarang, rasa penasaran remaja juga memancing mereka untuk ikut nimbrungin gaya hidup yang nyerempet bahaya. Ekspresi cinta nggak sebatas jalan bareng atau ngasih kado. Tapi makin mengarah ke gaya hidup seks bebas. Demi ngilangin suntuk, tawaran dari teman untuk ngemil narkoba atau nenggak miras diterima dengan tangan terbuka. Giliran ada masalah, duel fisik sering jadi pilihan untuk ngatasinnya. Padahal, kita nyadar kalo gaya hidup di atas bisa mengancam masa depan. Tapi saking penasarannya, suka lupa daratan. Berabe tuh!

Hari gini, nggak gampang bagi remaja untuk menghindar dari jeratan budaya hedonis yang memuja kesenangan dunia. Karena perangkapnya tersebar dimana-mana. Dari godaan temen sebaya sampe bombardir opini menyesatkan di media massa. Budaya hedonis dianggap gaul, trendy, dan pas untuk mengisi masa muda. Ini yang sering jadi dilema. Kalo musuhan dengan budaya hedonis, alamat ketinggalan jaman atau dijauhi teman. Walhasil, banyak remaja yang prinsip hidup trial and error untuk nyari jalan aman. Coba-coba ngikutin arus tren remaja biar tetep bisa ngumpul bareng sohib. Entar kalo ternyata kebablasan, tinggal insyaf terus kembali ke jalan yang benar. Gampang kan?

Hihihi…. Emang asyik banget kalo kita tahu pasti sampai usia berapa kontrak kita di dunia habis. Kita bisa menghabiskan masa muda dengan bersenang-senang terus ngumpulin pahala masa tua menjelang ajal datang. Sayangnya, itu semua cuman mimpi. Kita nyadar kan kalo malaikat ijroil bisa datang kapan aja ngecengin kita. Tentunya bukan ngajak kenalan, tapi untuk menceraikan nyawa dari badan kita. Nggak ngeliat usia, popularitas atau status sosial, kalo udah waktunya mati, ya inna lillahi. Jadi beresiko banget kalo hidup kita dipake untuk bereksperimen dengan gaya hidup hedonis yang jelas-jelas sekuler dan menyesatkan.

Kalo mau aman, justru jauhi gaya hidup trial and error yang bisa mengorbankan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan masa depan kita. Phew! Dijamin capek tujuh turunan tuh. Bayangin aja, ketika kita berjalan menuju suatu tempat tapi selalu tergoda untuk menelusuri setiap tikungan yang ditemui. Berharap bisa nemu jalan pintas atau ngeliat pemandangan yang menarik. Emang seru sih. Penuh petualangan kaya maen game online. Namun hidup kita kan bukan permainan. Masa jatah usia kita dihabiskan sia-sia? No way!
Pentingnya Tujuan Hidup Hakiki

Pren, kalo kita hidup tapi gak punya tujuan persis kaya orang tersesat di hutan belantara. Dia tahu kalo jalan keluar yang diimpikannya ada di depan sana dibalik pepohonan. Cuman masalahnya, dia nggak tahu pepohonan mana yang harus dia terobos. Karena yang keliatan di sekelilingnya hanya semak belukar dan pohon rimbun. Udah gitu, dia nggak pegang kompas atau peta buat nunjukkin arah yang benar. Kalo dia nekat nerobos sana-sini dengan prinsip trial and error, belum tentu bisa keluar dari hutan. Malah bisa jadi tambah nyasar dan bekalnya keburu abis. Berabe kan?

Makanya, penting banget bagi kita untuk punya tujuan hidup. Sekarang, coba deh tanya ama diri sendiri, untuk apa kamu hidup? Kalo kamu punya satu jawaban yang meyakinkan, yap boleh jadi itulah tujuan hidup kamu. Tapi kalo kita masih bingung jawabnya atau tiap kali di tanya jawabannya selalu berbeda, hmm….kayanya kamu perlu segera memastikan tujuan hidup. Karena selama kamu nggak punya tujuan, selama itu pula hidup kamu bakal terombang-ambing gak tentu arah. Sana ngikut sini ngikut. Gak punya pendirian. Jangan sampe deh.

Btw, tau gak pren, biasanya tujuan hidup itu jadi pegangan orang untuk jalanin kesehariannya. Yang tujuan hidupnya untuk bersenang-senang, maka hari-harinya bakal dihabiskan untuk mengejar kesenangan. Dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dan mungkin sampe pake cara apa aja asalkan tujuan hidupnya terpenuhi. Nah lho, ini yang berbahaya. Bisa-bisa kita jadi budak nafsu. Makanya kita mesti pastikan kalo tujuan hidup kita jelas, tegas, dan benar.

Jangan sampe tujuan hidup cuman jadi pelampiasan nafsu syahwat kita untuk menikmati dunia. Itung-itungan kita sebagai muslim, hidup bukan cuman di dunia tapi juga di akhirat. Jadi, tujuan hidup juga nggak seharusnya mentok di dunia aja. Kemewahan, popularitas, atau materi berlimpah yang sering dianggap tujuan hidup ideal nyatanya bisa melenakan kita akan kehidupan di akherat nanti. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw telah bersabda:

“Celakalah hamba uang dinar dan dirham, atau hamba permadanai atau pakaian. Jika diberi ia ridla, dan bila tidak diberi ia tidak ridla.” (HR. Bukhari)

Makanya tujuan hidup yang hakiki itu udah seharusnya ngasih kebaikan kita di dunia juga di akhirat. Tujuan hidup hakiki nggak cuman ngeliat hasilnya aja, tapi juga memperhatikan pake cara apa kita menggapainya. Kalo menghalalkan segala cara, nasib kita di akhirat bakal suram mesti kebaikan dunia berhasil diraih. Sebaliknya, kalo pake cara yang bener, kita lebih pede jalanin hidup. Karena Allah swt akan selalu mendampingi kita. Baik di dunia mupun di akhirat. Mantab!
Taste kita: Islam!

Pren, gemerlap kenikmatan dunia emang cukup menggoda. Wajar kalo banyak orang, terutama remaja yang ngasih taste pada dirinya sebagai pemuja kesenangan dunia. Mereka rela mengorbankan masa mudanya agar bisa nyicipin gaya hidup hedonis. Seolah-olah itulah kebahagiaan hidup hakiki yang mesti diraih.

Padahal Allah swt udah ngingetin kita dalam firman-Nya:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadîd [57]: 20)

Di tempat lain, banyak juga remaja yang pake taste kompromi untuk jalanin hidup. Bagi mereka, idealisme kudu tunduk di bawah ketiak realitas alias kenyataan. Ngotot dengan idealisme alamat tersingkir dari pergaulan. Walhasil, mereka lebih suka nyari jalan aman biar tetep diterima oleh lingkungan. Kemana angin berhembus, ke sanalah mereka terbang. Kalo taste ini terus dipelihara, mental kita mudah rapuh ketika harus menentukan sikap. Padahal dalam hidup, pasti kita bakal dituntut untuk berani bersikap dan siap dengan resikonya. Bukan malah nyari jalan selamat dengan mengorbanka harga diri. Looser banget itu mah!

At least, sebagai muslim, taste yang pas buat kita cuman satu. Ya Islam itu sendiri. Karena hanya Islam yang memuliakan kita. Dan hanya kelengkapan aturan Islam yang bisa menyelamatkan hidup kita di dunia dan akhirat. Wajar kalo meraih ridho Allah dalam setiap perilaku kita jadikan tujuan hidup. Semakin kita dekat dengan-Nya, semakin lapang kita jalanin hidup. Dan tentu saja, kebahagiaan di akherat yang abadi pun telah menanti. Jadi, nggak ada alasan bagi kita untuk minder bin ngiri ngeliat temen yang hidupnya bebas, senang-senang, foya-foya, dan gaul. Karena kebahagiaan hidup, udah kita pegang bersama Islam. Allah swt berfirman:

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran [3]: 139)

Nah pren, kalo kamu punya banyak cita rasa dalam urusan selera, silakan nikmati selama itu halal. Namun kalo ‘rasa’ kamu nggak jelas dalam urusan identitas, jangan sampe deh. Sebagai remaja muslim, tunjukkin kalo taste kita adalah Islam. Bukan kompromi, senang-senang, atau trial and error. Disini ini pentingnya kita ngaji. Selain mengenalkan pada aturan Islam lebih dalam, ngaji juga bisa mengentalkan ‘taste’ kita sehingga tambah pede sebagai remaja muslim. So, tunggu apalagi. Ayo ngaji dan tunjukkin rasamu!

Comments :

1
Rizqy Shewhite mengatakan...
on 

harus itu
poenya tasterrrrrrrrrr

 

Copyright © 2009 by Tiada Kemulian Tanpa Islam