Jumat, 10 April 2009

Taro Cinta Di Tempat Mulia




Jika kita sungguh-sungguh menginginkan cinta, maka cintalah pada akhirnya yang justru menunggu kita. - Oscar Wilde

Cinta itu air mata, kata Sisil yang baru aja putus dengan pacarnya. Bukan, cinta itu senyuman terindah yang menjadikan hari-hari penuh warna. Ralat Sisil keesokan harinya saat nemu gacoan baru yang lebih oke dari pacar sebelumnya. Eit, yang bener cinta itu perjuangan. Tulis Sisil di buku hariannya setelah tahu kalo gacoannya juga diincer temen baiknya. Sial…! Ternyata cinta itu malapetaka yang bikin retak persahabatan Sisil dengan sohibnya gara-gara berebut gacoan yang sama. Padahal, akhirnya ketahuan kalo sang gacoan ternyata udah punya istri. Dan sialnya, istrinya itu guru mereka sendiri. Gubraks!

Hmm…Cinta. Cerita Indah Namun Terkadang Aneh. Ya aneh, lantaran para pemain cinta bisa seenaknya mengekspresikan perasaan atas nama cinta. Mulai dari sikap posesif bin protektif yang bisa berujung pada kekerasan terhadap pasangan; sex before married; atau sikap setia alias selingkuh tiada akhir. Emang sih, ada juga para pemain cinta yang ‘alim’. Tapi bukan berarti mereka steril dari godaan setan lho. Karena masalahnya, bukan iman para pemain cinta yang kedodoran aja. Tapi juga wadah cinta itu sendiri yang kian hari kian memanjakan syahwat. Gaswat!
Pelajaran Cinta dari Media

Unik dan anehnya cerita cinta remaja nggak bisa dilepaskan dari skenario yang dibuat oleh media massa. Saban hari, remaja nggak pernah ketinggalan untuk ngemil info seputar cinta yang disajikan media. Dari ramalan cinta, tips en trik biar tetep menarik, cara-cara dapetin pacar yang baik dan benar, jurus jitu mutusin pacar tapi nggak nambah musuh, atau ngerawat pacar biar tetep setia. Kaya perabotan aja pake dirawat segala. Hehehe…

Biar infonya tambah lengkap, beragam tayangan siap dinikmati pemirsa remaja dengan menu favorit: cinta. Pertama, sinetron. Serial sinema elektronik ini nggak pernah absen mengisi jam tayang utama setiap harinya. Persoalan cinta masih jadi bahasan utama. Yang bikin beda paling cuman wajah-wajah baru pemainnya. Alur ceritanya juga gitu-gitu aja. Diawali perkenalan yang nggak sengaja, terus jatuh cinta, ada pihak ketiga yang nggak suka, dibuat deh konflik antar pemain yang mengada-ada, endingnya damai semua. Wajar kalo mental remaja kita pada letoy. Wong tiap hari hiburannya dicekokin cerita cinta melulu. Kaya nggak ada tema lain yang lebih mendidik.

Kedua, reality show. Tayangan yang menampilkan kisah nyata cinta remaja kian membanjiri layar kaca. Panggil tim ‘Katakan Cinta’ untuk ngeliput aksi penembakan pujaan hati. Ngerasa pacarnya suka ngelaba, tinggal sewa ‘Playboy Kabel’. Lama dilanda dilema antara temenan atau demenan, perjelas deh lewat ‘Hubungan Tanpa Status’. Hubungan cinta nggak direstui keluarga, ambil deh jalur ‘Backstreet’. Reality show cinta mengajak remaja untuk masuk lebih dalam ke dunia asmara dengan segala lika-likunya. Akhirnya, keseharian remaja menjadi bagian dari potret reality show cinta itu sendiri.

Ketiga, gosiptaintment. Tiap hari yang dikupas dalam tayangan gosip nggak jauh dari kehidupan cinta kaum idola. Kemesraan Shareen Sungkar dan Adly Fairuz. Putusnya Irwansyah dan Acha. Makin hotnya hubungan Dewi Persik dan Aldi Taher. Atau Nirina Zubir yang udah mau get merit. Pokoknya semua ada. Remaja tinggal duduk, diam, dan terima dengan pikiran terbuka semua mata pelajaran cinta dari para idola. Mulai dari bab pedekate, bab jalan bareng, bab mengumbar kemesraan di depan publik, sampe bab gonta-ganti pasangan.

Pren, gencarnya tayangan yang mengupas cinta semakin menghanyutkan remaja dalam buaian asmara. Persoalan cinta bagi remaja, sama dengan persoalan hidup dan mati. Nggak punya pacar, bete jadi bahan ejekan temen. Giliran punya pacar, bingung dengan ongkos perawatannya. Pacar ngambek, kepikiran siang malam. Kalo udah mau putus, kudu ada cadangan selingkuhan. Biar kalo ngejomblo nggak terlalu lama. Inilah hasil kreatifitas para kapitalis yang pake cinta untuk mengeruk keuntungan. Peduli amat kalo berondongan tema cinta itu telah banyak melahirkan remaja-remaja pemuja cinta. Hiii…..
Cinta Dipuja, Bikin Celaka

Provokasi media telah menjadikan cinta cuman bernilai materi dan kepuasan jasmani. Ngenes ya. Cinta yang mulia kini kian ternoda. Remaja makin terbuai dan menghabiskan Ini masalah serius pren. Cinta emang anugerah, tapi kalo kita mensikapinya salah kaprah bisa jadi musibah. Malah bukan cuman satu, tapi rentetan musibah.

Pertama, ketika peran akal sehat tergantikan nafsu syahwat. Bagi para pemuja cinta, pertimbangan akal sehat jarang dipake sebelum berbuat. Boro-boro sempet mikir panjang. Yang kepikiran di otak cuman gimana caranya agar setiap keinginan bisa terpenuhi dengan cepat dan mudah meski harus menghalakan segala cara. Dari sinilah bibit kejahatan mulai disemai dan pintu kemaksiatan mulai terbuka.

Akibatnya, para pemuja cinta dengan mudah terseret arus gaya hidup seks bebas. Penyakit Menular Seksual (PMS) atau HIV/AIDS nggak bikin mereka ngeper. Kalo pun kebablasan sampe hamil di luar nikah, banyak klinik aborsi ilegal yang siap membantu. Di sisi lain, para pemuja cinta juga gampang nekat kalo udah bicara pengorbanan demi cinta. Tahu sendiri kan, hari gini udah nggak zaman pacaran irit. Kalo mau tetep langgeng, kudu keluar duit buat nyenengin pacar yang genit. Pas lagi kantong bolong biasanya setan datang bak pahlawan menawarkan jalan keluar yang cepat dan nggak pake pikir panjang. Hasilnya, keesokan hari udah nongol di surat kabar. ‘Seorang pemuda babak belur dihajar massa setelah tertangkap mencuri ponsel di salah satu toko’. Gubraks!

Kedua, posessif. Para pemuja cinta ngerasa, pacar adalah salah satu aset kepemilikan yang mesti dia jaga dari tangan-tangan jahil. Dia nggak rela kalo pasangannya ngobrol sambil cekakak-cekikik-cekukuk dengan cowok/cewek lain. So, dia bakal protektif abis. Kalo ada yang berani nerobos, ribut besar urusannya. Tak jarang, pacarnya juga sering kebagian tindakan kekerasan kalo coba macem-macem. Akhirnya, jalinan asmara serasa hidup di penjara.

Ketiga, bikin impoten. Eits, jangan ngeres dulu ya. Masa muda adalah masa yang tepat untuk mengenali potensi yang kita punya. Biar kita punya pegangan potensi mana yang mau kita kembangan untuk masa depan. Bagi para pemuja cinta, nggak ada waktu untuk ngenalin potensi yang dimilikinya. Karena sebagian besar waktu hidupnya habis untuk ngurusin cinta. Dan akhirnya, produktifitas para pemuja cinta jadi impoten alias loyo bin letoy.

Ibnu Abbas pernah mendengar berita ada seorang laki-laki yang sangat kurus sehingga yang tersisa hanya kulit dan tulang. Ibnu Abbas berkata, “Kenapa ia?” “Ia terkena jatuh cinta, isyq (cinta buta)”, jawab seseorang. Kemudian Ibnu Abbas berdoa dan berlindung kepada Allah sepanjang hari dari penyakit isyq. Nah pren, makanya kita mesti hati-hati dengan kehadiran virus merah jambu dalam hati. Jangan sampai menjadi liar dan memangsa akal sehat kita. Hati-hati!
Kalo Cinta, Jaga Tetep Mulia!

Punya rasa cinta itu salah satu anugerah terindah yang wajib kita syukuri. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan komentar mengenai pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang. Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah” .

Biar bisa lolos dari ujian cinta dan nggak jadi pemuja cinta, berikut tips dari kita:

Pertama, cintai sewajarnya. Cinta itu perilaku hati yang bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Jadi, kalo kita poling in lop (baca: jatuh cinta) ama seseorang, cintai aja sewajarnya karena Allah swt. Nggak usah didramatisir layaknya kisah cinta cinderella atau Romeo dan Juliet. Karena boleh jadi suatu saat perasaan itu berbalik seratus tujuh puluh sembilan koma sembilan derajat. Saat itu terjadi, kita akan lebih siap menerima kenyataan. Rasul saw bersabda:

“Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya saja, karena boleh jadi dia akan menjadi orang yang engkau benci suatu saat nanti. Bencilah orang yang engkau benci sewajarnya saja karena boleh jadi dia akan menjadi orang yang engkau cintai suatu saat nanti” (HR. Tirmidzi)

Kedua, kendalikan dengan Islam. Jangan biarkan rasa cinta yang datang menjadi liar. Kita bakal kewalahan ngadepinnya. Segera kendalikan dengan aturan Islam. Kasih tau dari awal kalo ekspresi cinta dalam Islam hanya diperbolehkan setelah khitbah (pinangan) menuju pernikahan. Itupun tetep ngikutin aturan gaul Islam yang melarang mojok berduaan (berkhalwat) tanpa disertai mahrom. Nggak ada ruang sedikitpun bagi perilaku pacaran. Kalo tetep ngotot pengen pacaran. Entar kalo udah merit, puas-puasin deh tuh pacarannya!

Ketiga, Cinta Allah paling atas. Sebesar apapun rasa cinta kita berikan, tetep nggak boleh lebih tinggi dari kecintaan kita kepada Allah swt. Itu artinya, kalo pasangan kita mengajak bermaksiat (contohnya pacaran), wajib ditolak tuh. Lalu bilangin kalo nggak ada pacaran dalam Islam dan nggak ada pacaran Islami. Sama seperti yang terjadi pada putranya khalifah Abu Bakar. Abdullah bin Abu Bakar cinta banget ama istrinya yang cantik, luhur budinya dan agung akhlaknya. Namun ternyata, kecintaannya tersebut malah melalaikannya dalam berjihad di jalan Allah. Lalu Abdullah pun menceraikan istrinya seperti yang diperintahkan Ayahnya. Ini bukan berarti Abdullah anak papih lho. Tapi sebagai bentuk kecintaannya kepada Allah swt.

Rasul saw ngingetin kita:

“Ada tiga hal dimana orang yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena Allah, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pren, hanya Islam satu-satunya tempat yang paling pas untuk naro cinta. Karena hanya Islam yang menjadikan rasa cinta dan orang-orang yang jatuh cinta terjaga kemuliaannya. Nggak kaya aturan sekuler kapitalis yang menjadikan cinta sebagai komoditi bisnis untuk meraih materi dan kepuasan jasmani. Makanya, penting banget bagi kita untuk mengenal Islam lebih dalam. Agar kehidupan cinta kita selalu aman dan terkendali.

Comments :

1
Anonim mengatakan...
on 

Kalo aq sih Cinta tuh ditaruh dihati Mas Fut...hati siapa ya...hehehe...Alangkah baiknya diri kita hanya bermunajat pada Yang Punya Alam Semesta Beserta Isinya...ya...Nggak Mas Fut

 

Copyright © 2009 by Tiada Kemulian Tanpa Islam