Rabu, 06 Mei 2009

HIDAYAT PROMOSI PKS KE PENGUSAHA TIONGHOA


Seorang tetua komunitas Tionghoa lantas menanyakan apakah PKS akan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam jika PKS menang Pemilu. Hidayat tegas menjawab, "Tidak,".

Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, mempromosikan partainya di kalangan pengusaha etnis tionghoa.

Para pengusaha itu bertanya beragam hal, mulai dari peluang Hidayat menjadi calon wakil presiden, hingga apakah PKS ingin mendirikan negara Islam di Indonesia.

‘Pemilu di Indonesia tidak seharusnya membuat pilu. Tidak boleh ada diskriminasi suku, agama, maupun ras,’ kata Hidayat, Ahad (3/4) siang dalam acara Suara Kebangsaan Tionghoa Indonesia (Sakti).

Hidayat menyampaikan pidatonya selama 30 menit di depan ratusan pengusaha. Usai berpidato, sejumlah pengusaha mengangkat tangannya, ingin bertanya pada mantan presiden PKS itu.

Ada yang bertanya komposisi kabinet, jika PKS menjadi cawapres. PKS mengincar kursi menteri apa saja. Hidayat tidak menjawab pertanyaan ini. Ia berdalih, PKS tidak dalam posisi menentukan kabinet.

‘Tapi tentu kalau 2014 PKS memenangi Pemilu, saya akan jawab pertanyaan itu,’ katanya.

Seorang tetua komunitas Tionghoa lantas menanyakan apakah PKS akan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam jika PKS menang Pemilu. Hidayat tegas menjawab, ‘Tidak,’.

‘PKS adalah organisasi politik yang bersifat nasional. Kami mengikuti hukum di Indonesia yaitu UU Partai Politik dan UUD 1945,’ sambungnya.

Hidayat lalu menceritakan perjumpaannya dengan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew beberapa waktu lalu. Lee ternyata menanyakan hal serupa pada Hidayat.

Hidayat menjawab, apakah Lee melihat ada hal-hal diskriminatif di DKI Jakarta sejak 2004 - 2009? Sebab di lima tahun lalu PKS menang Pemilu Legislatif di DKI Jakarta.

‘Apakah pemprov menerbitkan perda yang membuat masyarakat Islam menjadi ekslusif? Tidak! Apakah pemprov menerbitka perda yang membuat seluruh pengusaha etnis tionghoa tak boleh berusaha di Jakarta? Tidak!’.

Lee tampak belum puas. Ia kembali bertanya, bagaimana kebijakan PKS di tingkat nasional maupun eksekutif. Hidayat membalas, dirinya adalah Ketua MPR. Apakah sejak dirinya menjabat terbit aturan MPR yang diskriminatif? Tidak. Begitu pula soal tiga menteri PKS di Kabinet Indonesia Bersatu, yaitu Menpera, Menpora, dan Mentan. ‘Apakah ada perumahan yang dijual hanya ke orang Islam? Apakah olahraga hanya memprioritaskan atlet muslim? Apakah bantuan pertanian hanya ke petani-petani beragama Islam? Kan tidak. Semua golongan mereka layani dengan terbuka,’ kata Hidayat disambut tepuk tangan. evy/fif (Republika, 4 Mei 2009).

Sumber : http://republika.co.id/berita/47980/Hidayat_Promosi_PKS_ke_Pengusaha_Tionghoa
Berita di atas adalah bukti yang sangat jelas, yang menunjukkan bahwa :

1. Hidayat Nur Wahid hanya menawarkan PKS, bukan menawarkan Islam, atau menawarkan Syariah Islam.

2. Hidayat Nur Wahid dan partainya (PKS) tidak memperjuangkan Islam, tidak memperjuangkan Syariah Islam, dan tidak memperjuangkan Khilafah (negara Islam). Hidayat Nur Wahid hanya ingin melestarikan sistem demokrasi-sekuler yang ada. Padahal sistem demokrasi-sekuler ini secara normatif adalah sistem kufur, yang sangat bertolak belakang dengan Islam. Secara empiris-implementatif, sistem ini terbukti bobrok dan gagal.

3. Hidayat Nur Wahid semestinya menjelaskan Syariah Islam apa adanya, menerangkan bagaimana perlakuan Syariah Islam terhadap warga negaranya, baik muslim maupun non muslim. Seharusnya itu yang dilakukan Hidayat, agar non muslim paham dan tidak takut terhadap Syariah Islam. Tapi Hidayat malah tidak berani melakukannya.

4. Hidayat Nur Wahid lebih takut kepada pengusa non muslim daripada takut kepada Allah, dengan tidak menjelaskan wajibnya penerapan Syariah Islam dan wajibnya Khilafah kepada non muslim.

5. Hidayat Nur Wahid secara tidak langsung mengakui bahwa kalau berdiri negara Khilafah (negara Islam), maka akan terjadi diskriminasi terhadap non muslim.

Comments :

3 komentar to “HIDAYAT PROMOSI PKS KE PENGUSAHA TIONGHOA”

Rizqy Shewhite mengatakan...
on 

apa bener itu coy

Fia al Kurosawa mengatakan...
on 

pendekatan budaya lebih mengena dan universal dibanding pendekatan politik, mari mengenalkan Islam lewat pendekatan Budaya, coz lebih mendekati nilai-nilai kemanusiaan dan lebih arif...

dudin mengatakan...
on 

mungkin gak, hidayat sedang melakukan siasat, sebagaimana pasukan perang yang mundur dari medan perang, seketika itu pasukan musuh terus mengejar pasukan yang mundur, tapi disisi lain pasukan lainnya sudah menunggu diatas bukit untuk menyerang musuh dengan panah.

bisa jadi, hidayat sedang mengatur siasat, bisa jadi pula dia memang pengecut dan tidak mau 100% berjuang untuk Islam. saya cuma mendoakan semoga saya,anda dan hidayat bisa bersatu memperjuangkan Islam dengan 100%.

 

Copyright © 2009 by Tiada Kemulian Tanpa Islam